PEMILIHAN RENTANG WAKTU YANG OPTIMUM PENGAMATAN PASANG SURUT SUNGAI

Authors

  • Achmad Ruchlihadiana Tisnasendjaja Program Studi Teknik Geodesi Universitas Winaya Mukti

Keywords:

Pasut, metode Least Square, Standar Deviasi

Abstract

Pasang surut (pasut) adalah pergerakan naik turunnya permukaan air secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi oleh bumi, bulan dan matahari. Dalam analisis harmonik pasut, penentuan komponen pasut dapat dilakukan dengan metode kuadrat terkecil (Least Square).Analisis harmonik pasut dilakukan untuk menghitung data amplitudo (  ) dan perbedaan fase (  ). Data yang digunakan adalah pengamatan pasut Sungai Martapura selama 60 hari pada dua lokasi pengamatan, dengan membagi data menjadi 15, 30, 45 dan 60 hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil optimum dengan referensi nilai variansi terkecil/minimum dari masing-masing kelompok data tersebut. Kelompok data yang memiliki nilai standar deviasi terkecil dianggap sebagai data dengan rentang waktu pengamatan yang optimal.  Peneitian ini dilakukan pada 2 (dua) yaitu, lokasi pertama yang berjarak kurang lebih 400 (empat ratus) meter dari arah barat muara Sungai Martapura mempunyai nilai standar deviasi terkecil yaitu 0.085 m dengan rentang waktu pengamatan optimal selama 15 hari. Dan lokasi kedua yang berjarak kurang lebih 6 (enam) kilometer ke arah timur dari lokasi pengamatan pertama mempunyai nilai standar deviasi terkecil yaitu 0.153 m dengan rentang waktu pengamatan optimal selama 60 hari

References

South Hams Government. (2009). Retrieved from southhams.gov.uk: http://www.southhams.gov.uk/CHttpHandler.ashx?id=2046&p=0
New York City Government. (2016). Retrieved from nyc.gov: http://www.nyc.gov/html/sbs/downloads/pdf/neighborhood_development/sbs_documents/sbs_facade_guide.pdf
PPID Kota Bandung. (2016, Juli 19). Retrieved from Bangunan Cagar Budaya Golongan A di Kota Bandung: https://ppid.bandung.go.id/informasi/bangunan-cagar-budaya-golongan-a-di-kota-bandung/
PPID Kota Bandung. (2016, Juli 19). Retrieved from Bangunan Cagar Budaya Golongan B di Kota Bandung: https://ppid.bandung.go.id/informasi/bangunan-cagar-budaya-golongan-b-di-kota-bandung/
Askari, A. H., & Dola, K. B. (2009). Influence of Building Facade Visual Elements on Its Historical Image: Case of Kuala Lumpur City Malaysia. Journal of Design and Built Environment vol. 5, 53.
Ching, F. D. (2012). Architecture Form Space and Order. John Wiley and Sons.
Handinoto. (1994). "Indische Empire Style", Gaya Arsitektur 'Tempo Doeloe' yang Sekarang Sudah Punah. Dimensi Seri 20.
Handinoto. (1996). Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya 1870-1940. Yogyakarta: Andi Offset.
Handinoto, & Hartono, S. (2007). "The Amsterdam School" dan Perkembangan Arsitektur Kolonial di Hindia Belanda Antara 1915-1940. Dimensi.
Haryoto, K. (2000). Nasib Bangunan Bersejarah Di Kota Bandung. Bandung: Granesia.
Jessup, H. (1984). The Dutch Colonial Villa. In Mimar 13: Architecture in Development, Edited by Hasan-Uddin Khan (pp. 41-42). Singapore: Concept Media Ltd.
Katam, S. (2010). Album Bandoeng Tempo Doeloe. Bandung: Khazanah Bahari.
Maryani, E. (2008). Pengembangan Bandung Sebagai Kota Wisata Warisan Budaya (Culture Heritage). e-Jurnal UPI.
McFarquhar, D. (2012, 4 12). Brikbase. Retrieved from Brikbase.org: https://www.brikbase.org/sites/default/files/10.mcfarquhar.pdf
Republik Indonesia. (2010). Peraturan Walikota (Perwal) Bandung nomor 921 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. Bandung.
Republik Indonesia. (2015). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung Tahun 2015-2035. Bandung.
Republik Inonesia. (2009). Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 19 tentang Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya. Bandung.
Santoso, J. T., Suryasari, N., & Antariksa. (2013). Tradisionalisme Dalam Arsitektur Kolonial Belanda di Kota Malang. Jurnal RUAS Volume 11 No. 2, 40, 46-48.
Wardhani, A. D. (2012). Evolusi Aktual Aktivitas Urban Tourism di Kota Bandung dan Dampaknya Terhadap Pembentukan Tempat-Tempat Rekreasi. e-Jurnal Planologi UNDIP.
Wheisaguna. (2015). Analisis Kecenderungan Perubahan Konfigurasi Tata Massa Bangunan dan Lingkungan Garden City Heritage Kota Bandung.


Sumber Website :
McFarquhar, D. (2012, 4 12). Brikbase. Retrieved from Brikbase.org: https://www.brikbase.org/sites/default/files/10.mcfarquhar.pdf
New York City Government. (2016). Retrieved from nyc.gov: http://www.nyc.gov/html/sbs/downloads/pdf/neighborhood_development/sbs_documents/sbs_facade_guide.pdf
PPID Kota Bandung. (2016, Juli 19). Retrieved from Bangunan Cagar Budaya Golongan A di Kota Bandung: https://ppid.bandung.go.id/informasi/bangunan-cagar-budaya-golongan-a-di-kota-bandung/
PPID Kota Bandung. (2016, Juli 19). Retrieved from Bangunan Cagar Budaya Golongan B di Kota Bandung: https://ppid.bandung.go.id/informasi/bangunan-cagar-budaya-golongan-b-di-kota-bandung/
South Hams Government. (2009). Retrieved from southhams.gov.uk: http://www.southhams.gov.uk/CHttpHandler.ashx?id=2046&p=0

Downloads

Published

2017-05-20

Issue

Section

Articles