ANALISIS ARAHAN KETINGGIAN BANGUNAN DI KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN METODE OVERLAY DAN SCORING
Keywords:
Kemampuan Lahan, Ketinggian Bangunan, SIGAbstract
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan wilayah semakin kedepan akan semakin berubah. Dinamika pembangunan terjadi yang sangat cepat dan pesat menuntut untuk membuat tindakan antisipasi akan perubahan yang berjalan serta dampak yang akan mengikutinya. Hal itu tentunya akan memberikan kontribusi terhadap upaya kegiatan penataan ruang dan tata guna lahan.Sistem Informasi Geografis menjadi salah satu opsi dalam pengendalian tata guna lahan. Penelitian atau analisis ini akan menghasilkan kelas atau klasifikasi kemampuan lahan dan arahan ketinggian bangunan di Kabupaten Bandung. Klasifikasi yang dihasilkan berupa tingkatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Hasil akhir dari penelitian ini menjelaskan bahwa analisis arahan ketinggian bangunan di Kabupaten Bandung memiliki 3 (tiga) klasifikasi yaitu bangunan lebih dari 4 (empat) lantai, bangunan kurang dari 4 (empat) lantai dan klasifikasi non bangunan.References
ESRI. How Weighted Overlay Works. California : Amerika Serikat. http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/tools/spatial-analyst-toolbox/how-weighted-overlay-works.htm
ESRI. Slope Analysis. California : Amerika Serikat http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/tools/spatial-analyst-toolbox/how-slope-works.htm
Aronoff, Stan. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Canada: WDL Publication Ottawa
Galati, Stephen R. 2006. Geographic Information Systems Demystified. Norwood: Artech House
Kavanagh T.C 1992 Planning and Environmantal Criteria for Tall Buildings. Council on Tall Buildings and Urban Habitat.
Straut J. Greener 1993. Building – Environmental Impact of Property. The Macmillan Press Ltd. England.
Sitorus, Santan R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: PT.Tarsito
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep Dasar.
Bandung: Informatika Bandung.
Guntara, I., 2013. Pengertian Overlay Dalam Sistem Informasi Geografi.
http://www.guntara.com/2013/01/pengertian-overlay-dalam-sistem.html.
Harto S. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Indarto & Arif Faisol, 2012. Konsep Dasar Analisis Spasial. Jember : Penerbit Andi Yogyakarta.
Anas Sudijono, 2007. Pengantar Evaluasi Teknik Scoring/Pembobotan.
Matondang, J.P., 2013. Analisis Zonasi Daerah Rentan Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis. Unversitas Diponegoro. Semarang.
Suroso, 2006. Analisis Curah Hujan Untuk Membuat Kurva IDF di Kawasan Rawan Banjir.
Suhardiman, 2012. Zonasi Tingkat Kerawanan Banjir dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Sub DAS Walanae Hilir. Universitas Hasanuddin Makassar.
Murai, 1999. GIS Workbook, Institute of Industrial Science, University of Tokyo.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Undang – undang nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penganggulangan Bencana
Aspek Geografis dan Aspek Demografis. http://bappeda.bandungkab.go.id
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Pertaturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
ESRI. Slope Analysis. California : Amerika Serikat http://desktop.arcgis.com/en/arcmap/10.3/tools/spatial-analyst-toolbox/how-slope-works.htm
Aronoff, Stan. 1989. Geographic Information System: A Management Perspective. Canada: WDL Publication Ottawa
Galati, Stephen R. 2006. Geographic Information Systems Demystified. Norwood: Artech House
Kavanagh T.C 1992 Planning and Environmantal Criteria for Tall Buildings. Council on Tall Buildings and Urban Habitat.
Straut J. Greener 1993. Building – Environmental Impact of Property. The Macmillan Press Ltd. England.
Sitorus, Santan R.P. 1985. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: PT.Tarsito
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis: Konsep Dasar.
Bandung: Informatika Bandung.
Guntara, I., 2013. Pengertian Overlay Dalam Sistem Informasi Geografi.
http://www.guntara.com/2013/01/pengertian-overlay-dalam-sistem.html.
Harto S. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Indarto & Arif Faisol, 2012. Konsep Dasar Analisis Spasial. Jember : Penerbit Andi Yogyakarta.
Anas Sudijono, 2007. Pengantar Evaluasi Teknik Scoring/Pembobotan.
Matondang, J.P., 2013. Analisis Zonasi Daerah Rentan Banjir Dengan Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis. Unversitas Diponegoro. Semarang.
Suroso, 2006. Analisis Curah Hujan Untuk Membuat Kurva IDF di Kawasan Rawan Banjir.
Suhardiman, 2012. Zonasi Tingkat Kerawanan Banjir dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Sub DAS Walanae Hilir. Universitas Hasanuddin Makassar.
Murai, 1999. GIS Workbook, Institute of Industrial Science, University of Tokyo.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor.
Undang – undang nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penganggulangan Bencana
Aspek Geografis dan Aspek Demografis. http://bappeda.bandungkab.go.id
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Pertaturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi serta Sosial Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
Downloads
Published
2022-08-25
Issue
Section
Articles
License
Authors who publish articles in this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright of the article and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a CC-BY-SA or The Creative Commons Attribution–ShareAlike License.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published workÂ